Mudahnya Mendirikan Minimarket : Praktek terbaik
tulisan ini akan berseri, karena disadur dari buku yang saya buat dan akan diterbitkan, namun anda bisa membacanya pelan-pelan. Jika anda membaca semua halaman blog ini maka ini adalah isi buku yang akan saya terbitkan nantinya tentang "Praktek Terbaik Pendirian Minimarket : Mudahnya mendirikan minimarket).
A. Pengantar Minimarket
Minimarket ya Minimarket adalah kata yang saat ini menjadi magnet
tersendiri baik bagi para pelaku usaha maupun konsumen ritel yang ada di
Indonesia. Minimarket selalu diasosiasikan kepada toko yang tampilannya bagus,
ruangannya adem, Layanannya bisa ambil sendiri, barang yang dipajang rai dan
menarik dan intinya adalah toko yang bagus dan menarik untuk dikunjungi.
Tahun 2000an masih belum banyak masyarakt yang mengenal konsep
minimarket ini, karena rata-rata para pelaku usaha ritel masih banyak yang
menjual dagagannya dengan konsep warung, kios di pasar dan atau toko biasa di
pinggir jalan. Nah, mulai tahun 2005-an mulai ada sesuatu yang baru, menghentak
dan mengejutkan sekali bagi para pelaku usaha ritel dengan bermunculannya
minimarket waralaba nasional kita sebut saja Indomaret dan alfamart. Nah, sejak
itulah mulai para pelaku usaha ritel lokal ingin meniru dan kalua bisa sama
persis modelnya dengan minimarketwaralab tersebut.
Tahun 2010an semakin masiive pergerakan Minimarket waralaba
nasional dan tahun ini sudah tersebar puluhan ribu diseluruh nusantara. Dahsyat
bukan? Ya memang dahsyat. Namun pelaku usaha ritel lokalpun juga akhirnya juga
mulai tumbuh, kalua melihat data dari pemerintah sampai tahun ini ratusan ribu
minimarket lokal juga telah berdiri di daerah , ada yang baru, ada yang
bertransformasi dan ada juga yang model kerjasama.
a.
Sejarah
Minimarket
Kalau melihat sejarah lahirnya toko ritel modern , kita mungkin
pernah mendengar Sarinah. Sarinah adalah pionir pelaku usaha toko ritel modern
yang ada di Indonesia berdiri pada tahun 1962. Saat itu, Sarinah menjadi
primadona masyarakat Indonesia sebagai salah satu Toko yang wajib dikunjungi,
dan menjadi suatu kebanggan bila telah berbelanja dan berkunjung ke Sarinah.
Setelah Sarinah, akhirnya kita juga mulai mengeal Sogo, HERO dan
akhirnya Indomaret yang mulai mengepakkan sayapnya dengan kategori Minimarket
pada tahun 1997. Sejarah toko modern ini penting buat kita sebagaia cuan bahwa
kita harus selalu update dengan perkembangan yanga da yang berkaitan dengan
bisnis ritel ini. Terjaidnya percepatan perkambangan ini, menjadi catatan
besar, bahwa bisnis ritel ini snagat dinamis. Oleh sebab itu, Sebagai pelaku
usaha atau yang baru mau gabung dalam bisnis ini harus memahami.
Minimarket Lokal non waralab juga mulai berkembang massive sejak
tahun 2000an. Penulisa sendiri masih ingat dulu sering mengadakan training minimarket
modern lokal sejak tahun 2000an, di Jogja pelaku ritel lokal masih gamang dan
banyak yang tersentak serta kaget. Akhirnya satu persatu , mulai menyadari
bahwa perubahan itu pasti dan mengikuti perubahan hukumnya wajib , jika ingin
bertahan dan bertumbuh.
b.
Perkembangan
Minimarket
Indonesia Mnejadi tuan rumah dan
menjadi lahan empuk bagi bisnis ritel di Asia Tenggara. Laporan Nielsens
Menunjukkan bahwa jumlah Minimarket di Indonesia bisa mencapai 43 jutaan lebih di tahun 2017.
Perkembangan Minimarket ini menunjukkan trend naik bahkan bisa sampai 3,7
persen. Data ini bisa menjadi lebih besar , karena banyak juga berdiri
minimarket lokal yang di desa-desa atau pinggiran kota yang tentunya tidak
memiliki izin standar, namun mereka melaksanakan bisnisnya dengan baik. Karena
biasanya aturan izin berkaitan dengan IMB, sehingga para pemain ritel lokal
yang modern terbentur izin ini.
Kenapa perkembangan Minimarket
ini begitu pesat? Karena saat ini, banyak konsumen yang tidak mau menghabsikan
waktu untuk belanja ke sebuauh departemen store yang besar, mereka mau lebih
cepat pelayananya, tidak perlu parker yang lama dan langusng membeli. Bayangkan
jika belanja di sebuah Mall yang sangat rumit dan kompleks. Masuk ke parkiran
lama, antri Panjang, dan lain sebagainya.
Pertumbuhan minimarket lokal
yang cukup pesat ini, bisa diperkirakan lebih dari 1000 unit yang buka dan
berdiri setiap tahunnya, ini merupakan pertumbuhan yang sangat menggembirakan ,
artinya ada pergarakan positif di masyarakat Indonesia dan ada harapan yang
membuncah dalam bisnis ini.
c.
Beda
Toko Tradisional dan Minimarket Moderen
Kategori Minimarkert atau Toko dibilang modern sebagai berikut :
1.
Menggunakan
Teknologi komputerisasi. Teknologi komputerisasi ini Bahasa awamnya adalah
menggunakan alat hardware computer, software , scanner dan printer serta kertas
printer. Semua alat ini sangat penting karena saling berkaitan dan saling
mendukung stau sama lain. Hardware computer jelas sebagai alat pengoperasian
software yang dijadikan sebagai “wadahnya” atau rumahnya.
Sedangkan software adalah system yang dijalankan dalam wadah
tersebut. Untuk menjalankan system maka dibutuhkan tambahan alat misalkan
scanner untuk membaca data transaksi dan printer untuk menghasilkan output
transaksi yang bisa dijadikan sebagai barang bukti transaksi yang sah dan oleh
sebab itu butuh kertas printer.
2.
Layanan
ambil sendiri atau Swalayan atau “self service”. Layanan ambil sendiri ini
artinya, konsumen tidak perlu lagi dilayani oleh pemilik toko, dan diambilkan
barang yang dibutuhan, namun konsumen dengan bebas untuk eksplorasi barang yang
ada di toko, memilah dan memilih, melihat lihat, mengamati, memperhitungkan
dengan budgte yang akan dia keluarkan atau dengan uang yanga da di saku.
Konsumen juga dengan bebas menentukan mana barang yang akan
dipilih dan akan dibeli tanpa berlama lama untuk antri bertanya, dilayani dan
disedikan barangnya oleh pemilik toko. Konsumen hanya perlu memilih , membawa
barang ke kasir pembayaran, dan mendapatkan bukti pembayaran dengan kertas atau
struk pembayaran.
3.
Penataan
barang yang Rapi, sesuai kategori dan menggunakan rak modern yang knock down
atau bongkar pasang. Penataan barang yang rapi berbasis kategori atau jenis
Food dan non Food adalah juga syarat sebuah toko bisa dikatakan modern atau
tidak. Pajangan barang yang bisa membuat konsumen bebas dan nyaman untuk
melihat dan memilah milih barang. Penataan barang yang menarik juga bisa
membuat konsumen betah berlama lama untuk mengamati dan menilai suatu barang.
Nah
jika ada toko yang tidak menerapkan kategori seperti diatas maka belum bisa
masuk sebagai minimarket modern. Karena masih menggunakan pola lama atau
konvensiona. 3 kategori diatas sangat penting, jika ingin mengukur apakah anda
termasuk toko/minimarket modern atau masih tradisional.
No comments:
Post a Comment